
Disadur dari investor.id
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 236,1 poin (3,77%) ke level 6.506,7 pada penutupan sesi I, Senin (3/3/2025). Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan, IHSG hari ini sumringah karena data manufaktur Indonesia yang cerah.
Pilarmas merekomendasikan saham JPFA untuk perdagangan di sesi II.
Pilarmas menjelaskan, berdasarkan The S&P Global Indonesia Manufacturing meningkat menjadi 53,6 pada Februari 2025 atau naik dari 51,9 pada Januari. Ini menunjukan manfuktur berada di zona ekspansi. S&P Global, Purchasing Manager’s Index (PMI) dalam laporannya kenaikan mencerminkan perbaikan yang jelas dalam sektor produksi barang.
“Peningkatan permintaan baru yang mencapai level tertinggi dalam hampir satu tahun menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan. Dan peningkatan ini di dukung dari permintaan domestik dan optimisme produsen,” tulis Pilarmas dalam risetnya, Senin (3/3/2025).
Sementara itu, Pilarmas mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilisnya bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari mencatatkan deflasi, deflasi 0,48% secara bulanan (month to month/mtm). Secara ahunan deflasi 0,09%. Dan inflasi inti meningkat 2,48% pada Februari 2025.
“Merujuk target Bank Indonesia, inflasi tersebut masih tetap terkendali dalam kisaran 2,5 plus minus 1% pada 2025,” tambah Pilarmas.
Sementara itu, Pilarmas menyebut, regional Asia menguat, pasar tampaknya bereaksi positif jelang pertemuan agenda politik tahunan China dan rilis indeks manufaktur. China tengah bersiap menggelar agenda politik tahunan terbesarnya yang dijadwalkan berlangsung mulai Selasa (4/3/2025) di Gedung Great Hall of The People, Beijing.
Pilarmas mengatakan, itu forum bagi para pemimpin China, wakil rakyat, serta tokoh masyarakat untuk merumuskan arah kebijakan negara di tahun mendatang. “Tentunya ini dinantikan oleh pasar terkait rumusan kebijakan strategi yang dihasilkan dari pertemuan tersebut,” jelas Pilarmas.
Sebelumnya Presiden Xi Jinping bersiap untuk mengungkap rencana stimulus di tengah memanas perang dagang.
PMI China
Sementara itu data aktivitas bisnis China yang lebih kuat dari perkiraan. National Bureau Of Statistic China mengungkapkan bahwa Manufaktur naik menjadi 50,2 pada Februari 2025 dari 49,1 pada bulan sebelumnya, mengalahkan konsensus pasar sebesar 49,9 dan menunjukkan ekspansi dalam aktivitas pabrik dalam 3 bulan.
Hal yang sama juga hasil survei yang dilakukan oleh Caixing bahwa bahwa PMI manufaktur China naik menjadi 50,8 pada bulan Februari dari 50,1 pada bulan Januari. “Ini menunjukan sektor manufaktur China berada dalam ekspansi, tentunya ini tidak terlepas berbagai langkah stimulus dari pemerintahan China untuk memperkuat ekonominya,” kata Pilarmas.
Namun, Pilarmas menambahkan, di sisi lain pasar juga tetap tetap berhati-hati menjelang batas waktu 4 Maret untuk tarif 25% yang diusulkan Presiden AS Donald Trump terhadap Meksiko dan Kanada, bersama dengan bea masuk tambahan 10% terhadap barang-barang China.
Kekhawatiran geopolitik juga tetap ada, karena Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky gagal mencapai kesepakatan pada hari Jumat yang berpotensi mengakhiri perang di Ukraina.
Pada sesi pertama hari ini, saham-saham yang mengalami kenaikan INRU, GPSO, RONY, FMII, PGUN. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar LIVE, KOTA, CSIS, INAI, DADA.
Pilarmas merekomendasikan saham JPFA untuk perdagangan di sesi II. “Kami merekomendasikan JPFA buy dengan support dan resistance di 1.930 – 2.100,” tutup Pilarmas.
Sumber asli: Data Manufaktur Cerah, IHSG Sumringah